Rasionalitas Cinta

“Saat aku menenggak racun itu, maka kau akan tahu betapa aku benar-benar mencintaimu”
Tapi aku tidak akan melakukannya. Ketulusan cinta tidak bisa diaplikasikan dengan pembuktian naïf sia-sia semacam itu. Berulang kali aku mendengar kisah romeo, Shakspeare, dan menghayati kisah majnun (Qais), Nizami, tetapi aku bukanlah orang-orang seperti mereka. Sungguh pada batas itu, cinta hanya berbuah kesengsaraan dan kepedihan.
Keseimbangan harus selalu hadir begitu juga dalam cinta dan mencintai. Sentimentil dan perasaan pada puncaknya tidak bisa menyeimbangkan dirinya sendiri tanpa rasionalitas. Akal harus dihadirkan untuk menguatkan tubuh yang lemah dan lumpuh oleh perasaan –pada keadaan lain rasa juga perlu hadir untuk mengingatkan rasio-
jika hati mulai lemah, bekerjalah logika untuk menguatkan,
dan jika logika mulai angkuh, bekerjalah hati untuk mengingatkan.
gambar diambil dari :
http://static.flickr.com/16/21170254_603ee1165e_m.jpg
3:09 PM
aku setuju bgt dg 2 baris terakhir...
butuh keseimbangan antara keduanyaagar bis ahappy :D