<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d29125597\x26blogName\x3dHolistic+view+to+Equilibrium+state\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://carokann.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://carokann.blogspot.com/\x26vt\x3d-2369228846023373281', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Ruang Rindu, Letto

Di daun yang ikut mengalir lembut, terbawa sungai ke ujung mata

Dan aku mulai takut terbawa cinta, menghirup rindu yang sesakkan dada

Jalanku hampa dan ku sentuh dia, terasa hangat di dalam hati

Kupegang erat dan kuhalangi waktu, tak urung jua ku lihatnya pergi

……

Tak pernah kuragu dan selalu kuingat, kerlingan matamu dan sentuhan hangat

Ku saat itu takut mencari makna, tumbuhkan rasa yang sesakkan dada

(*) Kau datang dan pergi begitu saja, semua ku terima apa adanya

Mata terpejam dan hati menggumam, di ruang rindu kita bertemu

Apa yang saya rasakan saat pertama kali lagu ini masuk menyentuh gendang telinga saya, kemudian merambat melalui saraf dan diinterpretasi oleh otak saya?. Lantas diaduk dengan perasaan, segala kesadaran dan ketidaksadaran yang merujuk pada pengalaman? tidak ada! kesannya hanya seperti lagu-lagu pop-melo secara umum dan tidak memiliki kelebihan. Malah saya menganggap beberapa nadanya sangat mirip dengan sebuah lagu barat yang, waduh!!saya lupa judulnya ama nama penyanyinya maaf.. J

Tapi kemudian lagu itu terdengar lagi secara kebetulan dan entah kenapa (terkait dengan proses kesadaran dan ketidaksadaran yang saya sebutkan diatas) makin lama kedengaran semakin syahdu. Di lain waktu saya berusaha untuk mendengarkan lagi dan rasa nikmatnya semakin bertambah sehingga saya putuskan untuk men-download lagu ini dan memindahkannya ke komputer saya. Tidak cukup dengan itu maka saya berusaha untuk mencari lirik lagunya dengan benar dan ketika menghayati kentara sekali bahwa liriknya mirip-mirip puisi, sangat indah, detail dan berkelas (dibandingkan lirik lagu pop-pop yang lain). Lihat saja makna kias yang digunakan kata demi-kata dalam kalimatnya dan persajakannya yang dominan disetiap baris demi baris. Dan kedua unsur itu digabung secara utuh menjadi sebuah lirik lagu yang indah, merangsang imaginasi dan pikiran (hanya saja saya kecewa ketika melihat video klipnya, sangat jauh melenceng dari perkiraan saya karena tidak sinkron dengan lirik lagunya. Saya kira video klipnya bakalan seperti video klipnya Padi, mahadewi yang eksotis dan estetis, hanya saja didominasi oleh warna-warna hijau, krem dan sedikit merah kecoklat-coklatan)

Apakah saya terlalu berlebihan dalam memuji lirik lagu ini? bisa saja karena mungkin beberapa kalimat dari lirik lagu ini ada yang beririsan dengan pengalaman pribadi, bersifat emosional. Akan tetapai sewaktu berkuliah Fisika kuantum tadi pagi (14 februari 2007) ada interpretasi lain yang saya dapatkan dari judul lagu ini ruang rindu. Mungkin saya terlalu gegabah mengungkapkannya dan banyak orang yang faham akan mencak-mencak ketika membaca ini. Tapi tak apa saya anggap sebagai intermeso saja.

Dalam bahasa fisika, ruang itu lebih dinyatakan sebagai jarak dan dinyatakan sebagai metrik dalam bahasa matematika. Mungkin dalam pemikiran kita sehari-hari ruang adalah sesuatu yang bersifat 3 dimensi, memiliki volume seperti kamar kita, ruang kelas, ruang baca, dan sebagainya. Akan tetapi secara umum dalam fisika, ruang dinyatakan sebagai jarak seperti yang sudah saya katakan tadi. Bisa saja sebuah garis ataupun permukaan datar (1 dimensi dan 2 dimensi) dikatakan sebagai ruang. Jadi dalam mengartikan defenisi dari ,ruang rindu lagunya letto ini maka akan lebih tepat jika kata ruang disini diartikan sebagai jarak dan ketika ditambahkan dengan kata rindu dibelakangnya maka secara keseluruhan ia akan berarti rindu yang timbul akibat adanya jarak diantara dua orang manusia. Tentu saja ini adalah bikin-bikinan saya saja. saya akan biasa saja jika anda protes dengan kesimpulan saya ini tapi saya akan sangat senang jika anda tertawa membaca ini.

“ Ruang Rindu, Letto ”

  1. Anonymous Anonymous Says:

    Waduh, ini kuliah tingkat tinggi, dengan SKS tak hingga!

    Lebih berat dari Fistum yang aku ambil semester ini!

  2. Anonymous Anonymous Says:

    Hai..lam kenal gw aysha pertama gw baca gw cukup kagum jg atas tulisan ato tafsiran “bikin bikinan” mas ismansyah saja…he
    Sebelum saya ikut bahas tentang makna ruang rindu…gw pengen kenalin dulu sapa dibalik penulis lirik lagu tsb..namanya sabrang mowo damar panuluh(katanya yang punya nama n kasi nama adalah menyebrangi api untuk menjadi cahaya,nama itu dari cak nun)…dia telah menempuh kuliaha di university of Alberta kanada dua jurusan sekaligus FISIKA (sama dengan jurusan mas ismansyah begitu) dan MATEMATIKA(mata kuliah yang paling saya senangi dan paling banyak saya ulang..hehe)…dengan predikat summacumlaude..katanya juga dia kul disana atas biaya sendiri n pernah tidur dimasjid bahkan kerja sambilan cuci piring
    Menurut gw semua tafsiran atas lirik lagu letto itu sah sah aja karena penulisnya(noe) sendiri mengatakan bahwa setiap kata yang ada pada lirik lagunya memiliki sayap-sayap sehingga orang bebas menafsirkannya sendiri sendiri sesuai dengan tingkat pemahaman,kedalaman perasaan,bahkan ilmu seperti yang telah dilakukan oleh mas ismansyah sendiri….
    Menurut gw kata sentuhan hangat yang ada pada lirik tersebut juga mempunyai makna bukan sentuhan secara fisik tapi lebih dari itu yaitu sentuhan yang menghangatkan hati bisa dengan komunikasi dll…emang lrik letto kontemplatif apalagi lagu sandaran hati(udah denger mas…)itu bisa buat tuhan, ortu, teman dan juga pacar tergantung kedalaman hati seseorang…lagu ruang rindu jg menurut saya bisa buat tuhan,ortu,teman dll,apalagi lagu sebelum cahayanya di album terbaru letto…menrut saya lebih dalam lagi..klo td dibahas ruang dalm ilmu fisika cobalah mas ismansyah tafsirkan apakah cahaya itu dan dimanakah sebenarnya cahaya itu berada apakah pd wkt gelap ato terang..ada yang pernah Tanya sama mas noe dimanakah cahaya itu berada jawabnya sungguh diluar dugaan banyak pikiran orang-orang awam seperti saya yaitu cahaya itu tidak berada waktu gelap n terang tp cahaya itu berada dipikiran kita…gmn menurut mas ismansyah sendiri..apkah setuju??
    Btw klo mo ngobrol langsung dg mas noe letto bisa kunjungi lettolink.com klik community tp daftr dlu gratis kok…gw salah stu plettonic(fans letto)…insyallah
    Btw jangan beli bajakan ya..hargailah karya anak bangsa yang berusaha jjur dalam berkarya dan mereka tidak ingin menjadi siapa-siapa hanya tidak ingin menjadi sia-sia…begitulah atas silap kata saya mohon maaf mas ismansyah..senang bisa membaca karya anda..bolehkah saya mengcopy karya anda untuk menjadi koleksi pribadi saya atas tafsiran lirik lagu letto

  3. Blogger ismansyah Says:

    -->Aysha
    salam kenal juga :)
    Wah saya sangat senang ada orang yang mengkomentari tulisan ini dengan sangat berapi-api :) Dan malahan ingin meng-copy sebagai koleksi pribadi, wah senangnya hehehe.

    Sebenarnya saya sendiri tidak terlalu banyak tahu tentang letto karena memang selera musik saya konservatif :( Tapi setelah mendengar lagu 'sandaran hati' saya merasa ada yang berbeda dari lagu ini. Nadanya pop yang mengikuti selera musik Indonesia tetapi liriknya mampu menyapa saya dan 'memaksa' untuk dipikirkan (dan memang buat saya pribadi lirik itu cenderung bertema religius). Dan setelah saya coba dengar lagu2 yang lain memang benar seperti apa yang saya tuliskan sebelumnya.

    'memiliki sayap-sayap'-->metafora-->bahasa puisi-->benarkah? :)

    Kalau dalam Fisika cahaya lazim disebut dengan foton, deretan foton-foton yang bisa dianggap tidak bermassa tapi membawa energi (energinya itu adalah massanya sesuai dengan kesebandingan energi E=mc2)Nah..kalau yang dimaksud dengan pikiran adalah fisik dari otak kita, saya rasa tidak seperti itu yang dimaksud oleh Pak noe Letto (karena saya pernah baca bahwa otak kita adalah bagian tergelap dari tubuh manusia yang tidak pernah dimasuki oleh cahaya) Tapi mungkin ada hubungannya dengan persepsi kita karena segala sesuatu persepsi kita tentang yang kita lihat dihantarkan oleh cahaya, masuk melalui mata dan diterjemahkan oleh otak kita. Apakah itu yang beliau maksud? Atau memang sama sekali tidak ada hubungannya dengan fisika, murni bahasa sastra,'realitas'puisi? saya tidak tahu :)

    senang berkenalan dengan anda :)

  4. Anonymous Anonymous Says:

    kayae gitu deh yang dimaksud mas sabrang...:)
    btw ada yang mencoba menafsirkan sebelum cahaya bukan dari sisi sastra ato ilmu pasti tapi dari ayat alqur'an...klo boleh saya ingin posting di sini dari verisqa...http://verisqa.wordpress.com/2007/10/18/mengerti-cahaya-dan-cinta/

    Mengerti Cahaya dan Cinta
    October 18, 2007 at 9:00 pm · Filed under cendikia, cinta



    Ehem ehem.. sebelum mulai, mohon dimaafkan jika terdapat personifikasi terhadap Tuhan yang tidak dapat disamakan dengan makhlukNya.. ini murni interpretasi saya.. mungkin bisa dinilai secara objektif terimakasih..

    ———————————————————

    Letto - Sebelum Cahaya

    ku teringat hati
    yang bertabur mimpi
    kemana kau pergi cinta
    perjalanan sunyi
    engkau tempuh sendiri
    kuatkanlah hati cinta

    (*) ingatkah engkau kepada
    embun pagi bersahaja
    yang menemanimu sebelum cahaya
    ingatkah engkau kepada
    angin yang berhembus mesra
    yang kan membelaimu cinta

    kekuatan hati yang berpegang janji
    genggamlah tanganku cinta
    ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri
    temani hatimu cinta

    (*)

    ku teringat hati
    yang bertabur mimpi
    kemana kau pergi cinta
    perjalanan sunyi
    engkau tempuh sendiri
    kuatkanlah hati cinta

    (*)

    ———————————————————

    Bagus yah? apalagi kalau mendengar suara sang vokalis, yaitu Noe yang suaranya menghanyutkan dan begitu jernih *halah*

    Kenapa tiba2 saya tertarik dengan lagu ini? disamping lagu ini merupakan lagu sinetron baru yang sedang gencar dipromosikan di salah satu stasiun televisi swasta yang sangat produktif dengan sinetron2 berjudul 1 kata, saya mendengar wawancara Letto di salah satu infotainment di stasiun yang sama mengenai band - band Indonesia yang meluncurkan album rohani. Kurang lebih wawancaranya seperti ini:

    i (infotainment): mas Noe, kenapa Letto ga buat album rohani?

    N (Noe): kenapa harus buat?

    i: kan lagi happening mas, bulan puasa gitu..

    N: Mas, kenapa harus dipisahkan antara lagu rohani dan lagu tidak rohani? berarti kami sekuler donk kalo begitu? bagi kami lagu itu punya penafsiran masing2, dan tidak perlu dipisah - pisahkan antara rohani dan non rohani.

    i: …

    –end of interview–

    Nah! setelah mendengar pernyataan itu, saya jadi tergoda untuk menelisik lagu - lagunya Letto, terutama si lagu baru ini.. dan ternyata benar apa yang dikatakan mas Noe. Lagu - lagunya bisa diinterpretasikan secara luas, bisa untuk kekasih, bisa untuk Tuhan.. atau seperti kekasih yang menyanyikan atau …

    Ups.. mulai sensitif nih.. habis bagaimana.. ketika mendengar dan membaca liriknya rasanya seperti sedang membaca surat Ad Dhuha.. terutama ayat 3 yang diterjemahkan

    Tuhan-mu tiada meninggalkanmu dan tiada pula membencimu.

    yang saya rasa tersirat dalam bait ini

    ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri..

    lalu bait ini

    embun pagi bersahaja
    yang menemanimu sebelum cahaya

    yang -walaupun memaksa- saya rasa terinspirasi dari Ad Dhuha ayat 1

    Demi waktu matahari sepenggahalan naik

    Dan bait lain yang tidak secara tersirat maupun tersurat menunjukkan ayat - ayat dari surat Ad Dhuha, atmosfer yang saya rasakan dari lagu ini benar - benar mengingatkan saya kepada surat ke 93 Al Quran tersebut.

    Mungkin hal ini disebabkan oleh cara pandang saya tentang Tuhan yang agak romantis -idealis tetapi sulit untuk dipraktikan (nah inilah kenapa cowo dianggap tidak romantis oleh cewe hihihi), atau imaginatif dan berhasrat- yang menyebabkan saya punya kebiasaan mem-personifikasi-kan kasih sayang Tuhan seperti layaknya kasih sayang seorang kekasih, karena justru lebih terasa dan mengena di hati -menurut saya…(bisa dilihat di posting kategori cinta, yang sarat akan romantisme spiritual saya)

    Jadi.. Maafkan saya yang masih perlu banyak belajar ini ya.. tidak ada maksud jahat ataupun syirik.. karena cinta itu kreatif, banyak cara untuk mengungkapkannya

    *agak takut dihujat*

    terima kasih udah cape baca...sekian

  5. Anonymous Anonymous Says:

    Hayo... Didalami lagi itu lagu sebelum cahaya.. Dari beberapa artikel yang saya baca, kebanyakan yang meng-interpretasi lagu itu adalah makna "shalat malam".. Disisi lain.. Saya menafsirkan lagu itu, sebagai pertemuan Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril, ketika wahyu pertama turun... :) hehehehe... Salam kenal min.. (Samsul Axl H)