<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d29125597\x26blogName\x3dHolistic+view+to+Equilibrium+state\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://carokann.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://carokann.blogspot.com/\x26vt\x3d-2369228846023373281', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

cerita tiga seuntai (angin, hujan dan matahari)

Sunday, March 25, 2007 by ismansyah















#1

Sebab tidak ada yang lebih tahu tentang turunnya hujan kecuali angin-angin itu maka mulai ini dan selanjutnya hubungan-hubungan itu dinyatakan dalam sebab, maka :

sebab angin adalah hampa dalam bayanganku
dan berubah menjadi massa berayun-ayun kesana

sebab angin tecipta untuk kesetaraan
semesta,
dan kemudian ia mengembara berkelana ke celah-celah dunia (kitaro:sozo)

Sebab angin terlahir disebuah puncak
tinggi,
turun menepi ke bumi di suatu senja maka :

sebab anginlah yang memberi makan anak-anak nelayan membawa mereka jauh ke tengah-tengah lautan

dan sebab anginlah mereka kembali lagi
di pagi hari membawa serta limpahan rizki
…….
Sebab angin adalah tarikan nafas panjang setiap kesadaran, tarikan nafas panjang setiap kekerdilan dan ketidakberartian
Dan Sebab angin adalah hembusan setiap nafas kekecewaan,
…………………………
Sebab angin adalah perumpamaan,
tentang Tuhan

Sebab angin hadir mengisi ruang absurd tak terbayang
dan menandai beberapa peristiwa, maka :

Sebab anginlah yang membawa terbang serbuk-serbuk sari
dan memberi anak keturunan anemogami
dan sebab anginlah yang membawa awan dan menghujamkan hujan yang kuhirup slurup!
sesaat setelah lebatnya mereda

Ada juga angin berubah kurir membawa serta
pesan cinta
dan membisikkannya ke bidadari pujaannya

sebab angin adalah tangan yang mengelus lembut wajah kekasihnya
bersama getaran, dari rindu yang prak-poranda
…..
Sebab angin yang datang tergopoh-gopoh membawa cerita dari tengah
lautan,tengah hutan,
cerita-cerita di padang panas, sampai kisah-kisah menyayat jiwa

sebab anginlah yang membawa kabar tentang 'ada apa dunia!'
banjir jakarta, jalur gaza, dan palestina

Sebab angin tak mampu berkata-kata dan memberi jawaban untuk semua
tanya-tanya


#2
Hujan yang datang bersama keluh caci maki orang-orang… Maka kata-kataku berubah menjadi mantra Dan gerak langkahku menjadi tarian pemanggil hujan

Aku dan hujan adalah sahabat
Sejak awal ia terlahir di samudra, dan dibesarkan oleh mega

Aku dan hujan adalah sahabat
Kemudian ia jatuh terpaut, tersangkut di ranting dan sekat-sekat

Aku dan hujan adalah sahabat
Ada juga yang singgah beristrahat, diatap rumahku, bersorak-sorai seakan-akan semuanya telah usai

Aku dan hujan adalah sahabat
Sampaipun ia tergeletak tak berdaya di Lumpur nista

Aku dan hujan adalah sahabat
Sejak aku adalah hujan, dan hujan adalah manusia
Yang berputar-putar di arena peristiwa


#3
Maka ia adalah matahari, bola kaki yang kautendang dan tersangkut di langit-langit kepalamu

Sapardi menyelesaikan debatku
Dengan bayang-bayang dan matahari

Maka sungguh
Tak ada lagi yang dapat ku maki-maki



Aku, angin, hujan dan matahari pernah satu, bertaut dan saling merindu. Lalu terpisah, mengemban peran bersamaan. Angin adalah sang pengelana, terlahir dan mati karena matahari, maka ia sangat hormat padanya. Hujan adalah penderma yang lumpuh, maka ia memohon angin untuk membawanya berkelana membagi-bagikan dermanya. Dan matahari adalah pemimpin yang adil, memberi cahaya untuk semua makhluk di bumi. Jika kau adalah orang jujur nan baik hati, maka kau akan mendapatkan cahayanya. Tapi jika kau adalah penjahat busuk laknat, kau juga akan kebagian sinarnya. Begitulah kisah mereka, dalam setiap hitugan waktu, tak-tik-tik-tok, dentang demi dentang, mereka amanah mengemban kewajiban. Dan dimana aku? Aku adalah objek mereka, pengamat dan penikmat. Meng interpretasi setiap kehadiran mereka, meng kalkulasi dan memberikan asumsi, terkadang mencaci maki, tapi sungguh, aku sangat ingin berusaha mensyukuri………..


gambar diambil dari :
http://www.udel.edu/Geography/menu_images/sun_rain.jpg

Labels:

lantas...

Thursday, March 15, 2007 by ismansyah

Lantas kita akan mempertanyakan lagi tentang kesan-kesan empirik dalam setiap perjalanan. Dalam setiap permasalahan yang sudah pernah disadari dan dibenarkan, entah sampai kapan.....

(
padahal teka-teki malam hanya bisa terjawab dalam keadaan pekat dan hening. bukan dalam keramaian dan gelimang cahaya...mengapa? apa mungkin karena keheningan itu adalah jawabannya? )

Menjadi kuda (tulisan lama)

Thursday, March 01, 2007 by ismansyah

Ini berarti banyak hal yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mudah solusinya. Tidak seperti persamaan-persamaan matematis yang diajari ditingkat tingkat awal perkuliahan yang hampir semuanya memiliki solusi yang simpel dan sederhana pada akhirnya {bagaimana tidak, solusi-solusi matematis itu hampir semuanya mirip cerita-cerita dongeng. Anda tahu dongeng? Seberapa sukarpun masalah-masalah yang dihadapi oleh tokoh-tokohnya, seberapa banyak pun tokoh-tokoh yang berperan, seberapa rumitpun cerita diklimaksnya, toh anda akan mudah menebak akhir dari ceritanya jika anda mempertimbangkan bahwa itu adalah sebuah dongeng, dongeng yang selalu berakhir dengan bahagia (paling sering diakhiri dengan pertemuan kembali antara sang pangeran dan putri yang cantik jelita) }

Lho..lho…ini cerita apa?tanpa basa-basi terlebih dahulu kalimat pertama sudah diawali dengan kalimat kesimpulan “ini berarti” Beberapa orang akan bilang pada saya”anda terlalu awal mengambil kesimpulan tanpa memaparkan apa-apa terlebih dahulu!”. Beberapa orang bingung melihat saya dan beberapa orang lagi bertanya “Anda maunya apa ?!” saya jawab “haha”

Jadi begini, sebuah penelitian yang sangat tidak akurat, sangat tidak objektif, tanpa data statistik yang jelas, tanpa koresponden, hanya dengan mengandalkan pengamatan mata dan prasangka belaka yang dilakukan oleh “saya” (“saya” adalah orang yang menulis artikel ini) melaporakan bahwa ada sebuah kecenderungan umum tipe mahasiswa di kampus. Analogi kasar dari laporan itu adalah kesuksesan anda di kampus ini, bisa lulus dengan predikat cum laude, sangat memuaskan, memuaskan, pas-pasan, atau DO malahan, ditentukan anda berasal dari tipe/jenis kuda yang mana. Kuda? Kuda apa? Yang pertama adalah tipe kuda-kuda yang berada disamping kampus ini, kuda-kuda yang berada disekitar kebun binatang. Kuda-kuda yang bagian kiri dan kanan matanya ditutup sehingga hanya bisa melihat kedepan saja. Anda hanya perlu jalan ke depan tanpa harus bertanya ada apa disamping kiri-kanan, dan belakang. (benar cukup menjadi seorang yang penurut dan pragmatis, so simple!)

Dilain pihak, sebagian mahasiswa adalah kuda liar. Kuda liar yang datang dari hutan, kuda liar yang terbiasa hidup di padang-padang luas, terbiasa berlari kesana kemari tanpa ada yang mengawasi. Terbiasa meringkik sekeras-kerasnya, terbiasa akan hal-hal kebebasan.

Disini hanya ada dua pilihan, anda adalah kuda sewaan (kuda BonBin) atau anda adalah si kuda liar…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………(titik-titik adalah waktu untuk berpikir dan ruang untuk menjawab)

Jika anda adalah kuda sewaan, anda cukup beruntung (sangat subjektif) karena anda tak perlu melihat banyak hal, tak perlu melihat kesana-sini, cukup lihat dan jalan lurus ke depan dan anda memang sudah punya arah yang jelas. Anda harus menjadi kuda sewaan yang baik dan sabar mengantar kan orang yang menunggangi anda meski ia kasar kepada anda. Antar kan ia dengan selamat sampai ke tujuan yang diinginkannya. Begitu sampai, anda punya sedikit waktu beristirahat dan renungkanlah sedikit hal tentang tujuan anda. Apa itu tujuan akhir dari perjalanan anda? Karena beberapa saat lagi jika ada anak yang merengek pada ibunya ingin menunggang kuda, maka anda akan berubah tujuan lagi.

Jika anda adalah si kuda liar, anda bebas! Anda mau lari kemana? Bermain di padang rumput, ke hutan, singgah sebentar di sungai sekedar untuk melepas dahaga, atau harus berlari-lari naik turun bukit itu terserah anda. Meskipun terkadang disaat anda beristirahat anda mempertanyakan lagi kemana arah yang anda akan tuju (dan dalam sekejap anda melupakannya J ) Akan tetapi betapa sayangnya jika selama ini anda hanya bermain di padang-padang sempit, lantas singgah sebentar ke rimbun hutan sekedar untuk berlindung dari sengatan mentari. Bagaimana jika anda teruskan perjalan menuju tantangan yang lebih besar, lebih memacu adrenalin anda? Misalnya? Larilah terus menerobos hutan, sampai anda setengah yakin jika anda berada pada arah yang benar, sampai anda panik dan merasa sudah tersesat, sampai anda ketakutan karena harus berlari sendirian ditengah hutan di malam-malam yang riuh oleh suara penduduk hutan, dan sampai akhirnya anda menemukan padang yang lebih luas, sampai anda menemukan sungai-sungai yang lebih jernih airnya. Jika begitu, tanyakan pada kebebasan anda, apakah tantangan menerobos hutan, padang yang lebih luas, sungai yang airnya lebih jernih adalah akhir dari perjalanan anda? Karna mungkin masih banyak lagi hutan-hutan yang lebih rimbun dan menyesatkan untuk diterobos, karna mungkin lebih banyak lagi padang-padang yang lebih luas, dan mungkin lebih banyak lagi sungai-sungai yang airnya jauh lebih segar dan jernih.

NB

Ini dalah gambaran kasar secara umum. Jadi tidak ada dijelaskan jika seandainya anda adalah bukan salah satu dari kedua jenis kuda itu. Bisa saja anda merasa anda adalah kuda sumbawa, atau anda merasa kuda troya, atau anda merasa kuda kepang, atau malahan anda sama sekali tidak ingin dianalogikan menjadi kuda ( anda bilang kalau anda adalah kelinci, kelinci yang lucu) itu sah-sah saja. …peace ah… :)


Gambar diambil dari :

http://www.rpi.edu/~brownm/horse-horse.jpg

http://imagecache2.allposters.com/images/pic/TOH/1180303~Wild-Horse-Posters.jpg

Labels: