<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d29125597\x26blogName\x3dHolistic+view+to+Equilibrium+state\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://carokann.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://carokann.blogspot.com/\x26vt\x3d-2369228846023373281', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

cerita dari kampus Ganesha

Monday, April 09, 2007 by ismansyah

1#
Saya bergegas dan dengan cepat melakukan segalanya. Minum kopi, mandi, ganti baju, lalu pergi. Ada penyesalan dalam hati kenapa saya malah begadang sampai ketiduran dan terbangun jam 10 siang. Akhirnya saya sampai juga di kampus dan sedikit janggal karena di pintu belakang orang-orang berkumpul dan berkerumun didepan pintu gerbang. Saya bingung dan setelah melihat lebih dekat ternyata gerbangnya di tutup. Lho kok?

Sebagian orang panik, sebagian lainnya tenang saja. Tapi kok gerbangnya ditutup?dan setelah melihat ke dalam ternyata kampus saya telah dijaga oleh beberapa polisi dan pak tentara ditambah pak satpam kampus tentunya. Beberapa orang mahasiswa bertanya ke pak satpam apa gerangan yang terjadi dan saya ikutan nimbrung karena kebingungan.

Ternyata hari ini (7 april 2007) kampus kami akan kedatangan seorang tokoh Negara, pak wakil presiden yang akan menjadi pembicara seminar sehingga kampus harus disterilisasi. Access keluar masuk kampus ditutup. Mahasiswa yang tidak punya undangan menghadiri seminar tidak boleh masuk ataupun keluar (beberapa mahasiswa ada juga yang suka menginap di kampus) kampus padahal orang yang mendapat undangan hanya segelintir orang saja. Lho?saya makin kebingungan karena tujuan saya datang kesini sebenarnya untuk menghadiri seminarnya pak Amien Rais yang membahas tentang kepemimpinan Akhmadinejad dan nuklir iran, dan memang rencananya akan diadakan di kampus, saya tidak tahu menahu tentang kedatangan pak wakil presiden, nah kok malah dia yang datang?

Tak berapa lama saya bertemu dengan seorang teman dan dengan menaiki motornya kami mencoba mencari tahu kejadian yang lebih detail. Kami memutari kampus dari gerbang depan menuju gerbang belakang. Ternyata disemua sudut kampus telah dijaga oleh aparat yang berbaju loreng ataupun coklat lengkap dengan kendaraan-kendaraan mereka. Sangat ketat sampai-sampai kalau anda melempar sepatu kedalam kampus, maka sepatu itu akan dilempar balik ke anda (yang ini hanya bercanda, tapi jika berani nekat menerobos kedalam, anda akan dikeluarkan dengan cara tidak hormat). Sampai-sampai di gerbang sisi sebelah kanan kampus juga dijaga padahal gerbang itu tidak pernah dibuka kecuali hari jumat saja ( access cepat orang-orang yang ingin sholat jumat ke BATAN) . saya heran apa yang mereka jaga disana.


Singkatnya sekeliling kampus dijaga dan tidak ada celah untuk masuk. Merasa putus asa kami kembali lagi ke gerbang belakang dan dengan rasa sakit hati berbicara pada pak satpam “lho ini kampus kan kampus kami, rumah kami, kok malah kami yang gak bisa masuk?” kemudian menambahkan sebuah pernyataan emosional didalamnya “seharusnya yang ngizinin pejabat terhormat itu bisa masuk ke kampus ini ya kami, bukan mereka yang malah tidak membiarkan kami masuk” pak satpam senyum saja dan menjawab sekenanya dan mau tidak mau saya sadar posisi sulit yang ada pada mereka.

Lantas kami bertanya tanya lagi sekitar acara seminar ini. Para penjaga mengaku perintah penutupan kampus ini adalah perintah langsung dari rektor katanya (saya tak tahu apakah rektor mendapat perintah lagi dari orang diatasnya) dan secara refleks anda akan mempertanyakan seperti apa sebenarnya posisi mahasiswa di mata rektor ITB. Coba bayangkan ada mahasiswa yang tidak bisa masuk meratap karena hari ini ia harus melakukan uji sampling di lab. Ada juga yang harus mengerjakan laporan yang tidak bisa dikerjakan selain di kampus. Lalu ada juga yang harus mengerjakan tugas akhir. Kemudian ada juga unit kegiatan mahasiswa yang tengah mengadakan kejuaraan sehingga terpaksa ditunda. Dan ada juga yang lain-lain yang saya tidak tahu karena tak sempat menanyakannya. Cukup banyak kerugian akibat seminar tokoh Negara ini. Anda tahu apa judul dari seminarnya? “Penyelesaian Konflik secara damai di Indonesia” (gubraks! Saya rasa penutupan gerbang ini bukanlah sebuah cara damai, saya jadi mempertanyakan apakah omong kosong yang sedang mereka bicarakan disana?)

Dan akhirnya saya mendapat kabar gembira ternyata acaranya pak Amien Rais dipindah ke Sabuga. Wah untunglah kalau tahu begitu kenapa saya repot-repot menunggu disini? Huh…



2#
Upsss…saya datang terlambat dan acaranya sudah hampir selesai. Sekarang sudah berada pada sesi Tanya jawab. Saya hanya kebagian mendegarkan beberapa jawaban yang dilontarkan oleh pembicara (Amien Rais, Jalaluddin Rakhmat, Zaki Su’ud) seputar Presiden Akhmadinejad dan pengembangan nuklir Iran. Jawaban-jawaban yang sangat memuaskan menurut saya dan acaranya harus berakhir tidak lama kemudian.

Tapi untungnya di tempat itu saya menemukan buku yang selama ini saya cari-cari dijual di sela-sela acara tersebut. Akhirnya!, padahal saya sudah mencarinya kemana-mana, Gramedia sampai toko buku keliling.

Diluar ternyata ada aksi solidaritas mendukung program nuklir Iran, dan mengecam resolusi PBB 1747. Para peserta yang keluar dari ruanan diharapkan membubuhkan tanda-tangan diselembar kain putih. Pak Amien dan Pak Jalaluddin Rakhmat juga ikut membubuhkan tanda tangan disana.



















3#
Setelah acara di sabuga selesai, saya dan teman balik lagi ke kampus (sekitar kampus tepatnya karena belum bisa masuk kedalam) Lewat dari depan kampus, di jalan gelap Nyawang beberapa mahasiswa telah berkumpul untuk mengadakan demo. Seluruh BEM bandung raya dan KAMMI tergabung disitu dan tidak ketinggalan Kabinet KM sebagai tuan rumah. Para mahasiswa ber yel-yel meneriakkan lagu-lagu perjuangan menuntut SBY dan JK karena di mata mereka belum ada perubahan signifikan yang dilakukan oleh pemerintahan sekarang.

Pada akhirnya beberapa utusan mahasiswa diminta untuk bernegoisasi dan utusan tersebut membawa 10 tuntutan, akan tetapi tak satupun yang mampu ditepati. Sebenarnya kalau saya pribadi hanya ingin menanyakan kenapa kami tidak bisa masuk kampus. Sebegitu tidak percayanya kah dia pada mahasiswa? lagian kenapa juga kami dilarang masuk kerumah sendiri..wah..sakit hati

Selanjutnya saya tidak tahu lagi ceritanya karena saya harus bergegas mengunjungi rumah-rumah adik asuh saya. Pada saat itu saya hanya meneriakkan dalam hati “selamat berjuang, semoga berhasil” kepada mahasiswa-mahasiswa yang tengah melakukan aksi


Labels: