<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d29125597\x26blogName\x3dHolistic+view+to+Equilibrium+state\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://carokann.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://carokann.blogspot.com/\x26vt\x3d-2369228846023373281', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Re-introduction

Wednesday, June 24, 2009 by ismansyah

Sudah cukup lama "rumah"ini tidak pernah lagi dikunjungi oleh penghuninya. Seperti vila-vila besar di lembang aja. Sesekali datang cuma buat "ngecek" atau pengisi liburan malam minggu doang, setelah itu ditinggalin lagi untuk jangka waktu yang lama. (Cuma nambah polusi cahaya dan memperkecil daerah serapan air saja)

Dulu alasannya untuk fokus Tugas Akhir (TA) meskipun pada kenyataannya TA nya juga "agak" berantakan. Tapi Alhamdulillah selesai juga dan sudah lepas dari "beban" kampus :P Tapi memang kebiasaan menulis harus dibiasakan secara kontinu karena kalau tidak ritmenya jadi terganggu. Dahulu setiap apapun yang ada di kepalaku langsung dituliskan kedalam notepad. Kalau sedang tidak di depan PC yah paling tidak menulis garis besarnya di buku "sakti"(catatan kecil lusuh, berwarna biru yang selalu dibawa-bawa). Tapi sekarang karena sudah tidak dibiasakan lagi semuanya berlalu begitu saja, terekam sebentar di kepala, menjadi kerisauan sesaat, kemudian hilang dibawa angin ke laut jawa.

Saya jadi ingat kata-kata dosen pembimbing saya, "kalau tidak diprioritaskan, ya gak bakalan ada waktu terus". Dan penyakit ini juga terus mewabah kepada kebiasaan saya membaca. Sekarang ini hampir jarang sekali saya membeli buku, apalagi membaca. Kalau beli buku juga hanya baca daftar isi, kemudian bagian belakang, kata pengantar, 2-3 lembar halaman pertama, setelah itu bukunya hilang entah kemana. Saya berlagak tidak punya waktu untuk hanya sekedar membaca buku atau menulis sesuatu padahal saya menganggap kebisaan itu sangat penting.

Katakanlah menulis, paling tidak saya bisa olahraga jari di keyboard :p. Atau setidaknya berbagi sesuatu kepada "fans" (upss..teman maksudnya :p) karena saling berbagi itu penting (terutama untuk jiwa saya yang selalu resah ini :p). Karena banyak pikiran, pendapat, ocehan, gurauan, sentilan, cemoohan, sanjungan, dan lainnya yang telah saya dapatkan dari kegiatan ngeblog ini yang saya anggap menambah perbendaharaan saya tidak hanya dalam memahami lingkungan dan teman-teman saya, tapi juga yang terpenting adalah dalam memahami diri saya sendiri ( :p Secara sangat sadar saya mengetahui waktu saya banyak saya habiskan hanya untuk menjawab pertanyaan "who am i?". Sungguh tidak mudah menjawab pertanyaan sesederhana itu bagi saya karena setiap kali saya menemukan jawaban yang bisa diterima perasaan, setiap kali pula jawaban itu dimentahkan oleh logika. Kerap kali saya secara sengaja mendoktrin diri saya sendiri dan mengatakan "udahlah jalanin aja dulu, ntar jawabannya ada sendiri kok". Lalu saya berkata hal yang sama juga kepada teman-teman saya yang memiliki permasalahan serupa padahal setelah "dijalanin aja" ternyata makin banyak pertanyaan-pertanyaan yang keluar masuk tanpa pamit dan ketok pintu terlebih dahulu. Paling tidak mengucap salam, apa sih susahnya “assalamualaikum!”.  Yah begitulah tapi masalah ini tidak akan kita bahas panjang lebar pada topik re-introduction kali ini)

Dan belakangan saya sadar bahwa saya sudah mulai menunjukkan gejala keterbatasan dalam berkomunikasi secara verbal kepada orang lain. Saya tidak tahu apa penyebabnya secara pasti, sejauh yang saya analisa mungkin karena bawaan karakter saya yang lebih efektif berkomunikasi secara tulisan. Atau karena dalam komunikasi secara verbal saya lebih banyak pasif, sehingga komunikasi dua arah yang diharapakan menjadi tidak efektif. Atau mungkin juga karena saya kerap kali “tidak hadir” dalam sebuah pembicaraan, terbang mengawang-awang dan baru tersadarkan setelah disentak oleh lawan bicara. Atau sebab lain yang saya tidak tahu.

Jadi begitulah teman-teman, semua itu hanya pada masalah pembiasaan  Seharusnya tetap konsisten menyempatkan waktu untuk menulis tanpa memperhitungkan apakah itu tulisan bagus atau jelek. Yang penting adalah proses berbaginya (mendoktrin diri lagi). Insya Allah saya akan berupaya menghidupkan kembali blog ini, dan menghidupkan kembali kegiatan menulis dalam komunitas pertemanan saya sehingga kita tetap dapat belajar dan mengambi sesuatu dari hal-hal sederhana seperti ini.



Wassalam


Pimpinan Redaksi