<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d29125597\x26blogName\x3dHolistic+view+to+Equilibrium+state\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://carokann.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://carokann.blogspot.com/\x26vt\x3d-2369228846023373281', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Doa (Chairil Anwar)

Saturday, November 13, 2010 by ismansyah

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

Apa yang menarik dari puisi ini? Hal pertama tentunya karena tepat pada hari ini puisi ini berulang tahun yang ke 67 nya (tepuk tangan) :D Saya juga baru tersadar karna melihat tanggalnya setelah iseng selesai membaca puisi ini. Keistimewaan yang kedua mungkin karena puisi ini ditulis oleh salah seorang pujangga terbesar yang pernah dimiliki oleh Indonesia, Chairil Anwar.

Buat saya pribadi, salah satu hal yang paling menonjol dari karya-karya Chairil Anwar adalah konsistensinya dalam menyampaikan ide. Biasanya dari satu kalimat ke kalimat lainnya saling terkait dan satu sama lain saling membantu untuk mempertegas ide dan menguatkan emosi. Oleh karena itulah mengapa dalam setiap puisinya saya dengan mudah langsung masuk kedalam penghayatan emosi hanya dengan membaca 2 atau 3 kalimat awal. Meskipun kita tahu bahwa seni dalam puisi sangat mengandalkan metafora (bahasa kiasan) untuk menyampaiakan hal-hal, akan tetapi metafora dalam puisi chairil anwar seperti menyatu dan bagian dari keseluruhan cerita. Susah untuk membedakan yang mana kiasan dan mana tidak karena kesemuanya memang bagian dari cerita yang saling bahu-membahu membentuk sebuah ide yang ingin disampaikan.

Oleh karena itulah mengapa hampir semua puisi-puisi chairil merupakan pelampiasan emosi yang sangat besar dari si pengarang, dan untuk mendukung teknik seperti ini, maka tema-tema yang diambil haruslah tema-tema yang impulsif, misalkan tentang cinta atau kematian, yang merupakan tema umum dalam puisi chairil anwar. Atau mungkin urutannya terbalik, karena Chairil mengambil tema-tema puisinya yang bersifat impulsif, maka kalimat-kalimat dalam puisinya saling bahu membahu untuk menguatkan ide cerita.

Entah seperti apa dan bagaimana pun itu, pada dasarnya saya ingin membuat sebuah bahasan tentang puisi “Doa” ini, karena dari pemilihan tema, saya anggap sebagai puisi anomali dari seorang Chairil Anwar. Puisi-puisi Chairil yang selama ini begitu “egois” dan Chairil sentris, tiba-tiba membuka diri kepada sesuatu yang transenden, dan ini menegaskan bahwa Chairil selama ini adalah seorang pemuja (Tuhan) rahasia.

............

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

...............

Tapi karna sudah malam dan masih banyak kerjaan, tulisan ini saya tunda dulu di lain waktu ya, hihihi..jadi intinya hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada puisi “Doa” Chairil Anwar :D