<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d29125597\x26blogName\x3dHolistic+view+to+Equilibrium+state\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://carokann.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://carokann.blogspot.com/\x26vt\x3d-2369228846023373281', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

The Unpublished Poems

Saya sering bertanya pada diri saya apakah saya seorang sarjana Sains atau sarjana Sastra? Pertanyaan ini muncul karena saya lebih produktif mengolah kata-kata daripada persamaan Matematika. Tapi saya tidak hendak larut dalam pertanyaan aneh seperti itu. Menjadi seorang Generalis tidaklah sesuatu yang buruk. Saya yakin semua ilmu yang baik memiliki derajat yang sama.Mungkin faktor sejarah dan kegunaan pragmatis yang membuat masing-masing cabang ilmu tersebut terlihat seperti saling superior antara satu dengan yang lain, akan tetapi saya kira semuanya akan bermuara pada satu tujuan, mudah-mudahan.

Berikut saya akan mulai menuliskan beberapa puisi-puisi saya yang telah lama lahir, akan tetapi karena suatu alasan tetap mendekam dalam harddisk komputer saya. Alasan paling utama mungkin karena kisah-kisah yang saya tuliskan terlalu personal sehingga saya enggan (malu) untuk dibaca oleh orang lain. Akan tetapi, belakangan saya sering tertawa ketika membaca kembali puisi-puisi ini dan membayangkan bagaimana dahulu proses kelahirannya. Terkadang memang kita sering tertawa membayangkan hal-hal yang dahulu membuat kita bersedih sampai berurai airmata (wew..). Sekarang kita bisa berkata "betapa bodoh dan lugunya dulu saya" untuk mengenang masalah-masalah itu semua. Ya, seperti itulah perjalanan hidup, ketika kita berhadap-hadapan dengan masalah,serasa sulit dan tidak bisa untuk diselesaikan, padahal semua terlihat sederhana ketika telah dijalani.

Tema-tema yang sejalan dengan sastra modern akan mendominasi puisi-puisi ini seperti cinta, pencarian jati diri,kegelisahan, pemberontakan, dan lain sebagainya. Saya kira anda yang sudah dewasa pasti tahu seputar permasalahan anak-anak muda yang "berputar-putar". Jika ada dari anda yang merasa memiliki irisan dengan pengalaman-pengalaman saya, saya harap tidak sungkan untuk berbagi dan berdiskusi. Jika anda menganggapnya biasa-biasa saja, maka abaikan saja, karena masih begitu banyak warna :D dan terakhir saya ucapkan selamat membaca :)

“ The Unpublished Poems ”